ForRakyat.co.id, Tubaba– Rangkaian Festival Budaya ke 7 yang dimulai sejak tanggal 27 – 29 Juli 2023, dengan mengusung tema Self And Space : lnterpace of The Living Room. Lokasi acara diadakan di taman kota Budaya Uluan Nughik, Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang barat (Tubaba) provinsi Lampung.
Secara keseluruhan rangkaian acara tersebut bisa berjalan sukses mendapatkan banyak apresiasi publik.Setidaknya dengan kegiatan festival budaya tersebut bisa memberikan ” hiburan ” tersendiri bagi warga Tubaba.
Dan idealnya akan melahirkan para ” seniman – budayawan ” dari kegiatan festival tersebut. Bukan sebatas festival dengan suasana sebatas hiburan musik semata,atau sebatas mendatang artis ibu kota agar terlihat ” wah ” dan megah.
Namun yang menarik dari puncak perayaan festival budaya, sabtu malam minggu, 29 Juli 2023 ada sesuatu yang ” unik “, dimana penonton yang hadir, itu harus terlebih membeli pohon, dengan harga berkisaran 10 – 20 rb perbatang. Setelah itu baru ditukar dengan tiket dan diperboleh masuk.
Jika penonton mencapai ratusan atau ribuan berapa batang pohon yang telah terjual berapa nilai uangnya. Dan apakah batang pohon tersebut benar – benar ditanam atau tidak. Ini mungkin yang menggelitik kita semua. Pertanyaan, jika penonton dipuncak acara harus membeli tiket, artinya kegiatan festival budaya tersebut bersifat komersil mencari keuntungan ekonomis.
Penulis setuju acara festival budaya tersebut harus membeli tiket ” batang pohon ” jika semua rangkaian kegiatan tersebut menggunakan dana panitia even orginizer. Artinya, motif ekonomi komersial ada nilai ” bisnis ” dapat dipahami dan itu biasa dimana – mana membeli tiket.
Namun jika semua rangkaian kegiatan tersebut merupakan dana uang dari Pemda Tubaba ” APBD ” tentu menjadi tidak elok jika ada ruang komersial di dalamnya. Inilah yang harus dijelaskan oleh panitia kegiatan festival budaya. Agar tidak menimbulkan pertanyaan publik mengapa harus membeli tiket ?” Tulis Abas Karta Ketua K3PP Tubaba (jau)
Comment