by

Tubaba Art Festival Ke-7 Ditaman Kota Uluan Nurik, Tidak Beli Bibit Pohon Tidak Boleh Masuk

ForRakyat.co.id,Tubaba—Meriahnya Penutupan Tubaba Art festival Ke-7 Yang Digelar Di Taman kotak Uluan Nurik, kecamatan Tulangbawang tengah (TBT) kabupaten Tulangbawang barat (Tubaba) provinsi Lampung, dihadiri sejumlah OPD Namun sangat disayangkan Festival tersebut menjadi perbincangan masyarakat daerah Tubaba.

Pasalnya Pengunjung Satu keluarga asal Panaragan Jaya yang nama mereka tidak ingin disebutkan, mereka memperbincangkan festival itu sembari menggenggam beberapa kopon karcis yang bermerekkan Tubaba Art Festival/7.

” Beli bibit dulu harganya ada yang sepluh ribu dan ada juga yang dua puluh ribu enggak tahu bibit apa, terus ditukar dengan karcis ini, sistemnya kita beli bibit terus ditukar di pintu masuk sepuluh ribu satu orang.” Ucap pengunjung sekeluarga. Saptu 29/07/2023

Terpisah namun di tempat lokasi yang sama, satu keluarga asal lingkungan taman kota Uluan Nurik juga memperbincangkan.

“ini tiket harganya sepuluh ribu untuk satu orang, kita itu beli pohon terus di tukar tiket tapi untuk ditanam di Badui katanya, jadi pohonnya di ambil lagi. Pohon itu pohon apa saya gak tahu.” Kata dia

Berbeda lagi, Celotehan warga Sekitar Uluan Nurik, datang namun berbalik arah karena tidak membawa uang, yang biasanya main ke taman tersebut tidak pernah dimintai uang tiket masuk seperti malam ini.

“saya datang dengan anak-anak saya yang masih kecil ternyata tidak bisa masuk karena saya tidak bawa uang untuk beli tanaman itu,” ucapnya

Saat dikonfirmasi dilokasi kegiatan festival tersebut, Direktur Sekolah Seni Tubaba, Semi Ikra Anggara dirinya mengatakan membeli bibit pohon bentuk kesadaran masyarakat untuk bersama-sama berkontribusi.

“Acara ini diperuntukan untuk sedunia, dan Kita mencoba membentuk kesadaran dari masyarakat, pertunjukan ini mahal Kalau di tiket masyarakat disini terlalu berat untuk menutupi biaya produksi acara ini. Kalau misalnya di tiket secara profesional itu dua ratus ribu per orang, masyarakat kita disini masih berat tapi kita beredukasi ayo masyarakat datang dengan membawa bibit pohon sebagai tiket.” Ujarnya

Tambahnya lagi, “Pohonnya bebas terserah mereka bila perlu pohon milik tetangga juga beleh hehehe..! disitukan ada tukang bibit pohon, ada yang beli, ada juga yang sifatnya kasih donasi yang terpenting masyarakat bersama-sama berkontribusi.” Ucap Zemi

Penjual bibit pohon Bernama Sugeng yang mengaku Salah Satu Crew SANGGAR Pakem Dirinya mengatakan mendapat mandat dari pemilik SANGGAR bapak Hairul Hatoko Yang Berstatus Manager dan Management Kegiatan Acara festival Tersebut.

” Sebenarnya tidak diwajibkan untuk membeli bibit, tapi Sarat untuk masuk diharuskan membeli bibit pohon, karena jika membeli bibit pohon diluar sana bisa mencapai harga lebih tinggi, seperti dipasar bisa mencapai kisaran harga tigga puluh ribu, atau Lima puluh ribu, akhirnya kami membuka stand lebih awal dan berinisiatif menjual bibit pohon, untuk seperti apanya saya kurang paham karena kami ini hanya anak didik yang ada di SANGGAR, ketika kami diberi mandat ya kami laksanakan, yang memberi mandat langsung pemilik SANGGAR bapak Hairul Hatoko selaku Management Kegiatan Acara festival ini.” Kata Sugeng Kepada wartawan (jau)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.